No one’s perfect : “seorang raja diatas kursi roda”
Judul : No one’s Perfect
Penulis : Hirotada Ototake
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tebal : vi + 315 halaman
Hirotada Ototake (Oto) mencoba mengisahkan kembali perjuangannya melakukan hal-hal yang dianggap semu bagi orang cacat. Terlahir dengan cacat bawaan “tetra Amelia” tidak menyurutkan semangat Oto untuk menjadi seorang raja didunianya.
No one’s perfect mengisahkan bagaimana perjuangan oto ketika berada di Bangku Taman Kanak-Kanak hingga keberhasilannya masuk di Universitas. Oto yang terlahir cacat tangan dan kaki ini membuktikan dirinya bahwa ia mampu melakukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang yang terlahir dengan fisik sempurna. Basket, dodge ball, sepak bola, lari marathon, hingga renang pernah ia lakukan. Dengan usaha keras dan dukungan dari orang disekelilingnya ia berhasil memperlihatkan dengan usaha yang keras kita mampu melakukan apa saja yang tidak kita bayangkan. Oto yang sejak kecil selalu duduk dikursi roda selalu dikelilingi oleh anak-anak yang penasaran dengan keganjilan pada diri Oto. Menjawab pertanyaan yang terlontar dari teman-temannya di taman- kanak-kanak membuatnya seakan-akan menjadi seorang raja.
Masalah mulai muncul ketika Oto lulus dari Taman kanak-kanak. Sekolah khusus bagi penyandang cacat bukanlah tempat yang cocok untuk anak seaktif Oto. Kenyataan bahwa tidak ada satupun sekolah umum yang mau menerima Oto membuat orang tuanya harus berpikir ulang. Tapi bearkat usaha keras dan bakat Oto akhirnya ia berhasil meyakinkan Dewan Pimpinan sekolah bahwa ia pantas bergabung dengan Sekolah Yohga. Disekolah itu Oto bertemu dengan Sensei Takagi yang membuatnya turun tahta, bahkan lari sambil menyeret bokongnya.
Peraturan ketat yang dibuat Sensei Takagi membuat Oto tumbuh semakin kuat hingga berhasil kuliah disebuah universitas ternama di Jepang. Buku ini, mengisahkan secara detail kesulitan-kesulitan dan usaha keras Ototake untuk membuktikan bahwa dirinya bisa. Dia membuktikan bahwa orang cacat tak hanya menyusahkan orang lain tapi juga dapat meberikan pertolongan bagi orang lain. Dengan alur cerita yang mudah dimengerti membuat buku ini menjadi sebuah inspirasi bahwa keadaan fisik tak menjadi penghalang bagi kesuksesan seeorang di organisasi.
Sayangnya, ketika menginjak bagian akhir dari buku ini alur cerita menjadi bertele-tele dan membosankan terutama pada bagian Kampanye Komunitas Waseda. Selain kisah-kisah mengenai perjuangan Oto yang berat, buku ini pun menyajikan manisnya cinta monyet Oto ketika duduk di bangku SMP. Perjalanan Oto bersama teman-temannya di Amerika pun menjadi penutup yang pas. Perbedaan perlakuan yang dilihat dan dialami Oto ketika berada di Amerika pun dibahas dalam buku ini.
Dengan gaya bahasa yang santai, buku bercover foto Ototake yang sedang tersenyum ini jelas tidak boleh dilewatkan.

0 komentar:
Posting Komentar